Tahapan Perkembangan Anak
Tahap – Tahap Perkembangan Anak
Mengetahui tahap-tahap perkembangan anak akan memudahkan kita memahami anak dan mencegah stress dalam usaha mendidik anak. Meskipun setiap anak itu unik dan situasi menghadapi anak tidak terduga, tip secara umum di bawah ini sangat membantu
Bayi (0-6 bulan)
Bayi baru lahir hanya bisa menangis untuk berkomunikasi.Untuk itu SANGAT TIDAK DISARANKAN membiarkan bayi baru lahir menangis terus menerus hingga stress tanpa penanganan dengan segera. Mungkin kita bermaksud agar bayi tidak manja. Bila kita tidak mempunyai pengetahuan pendidikan anak, kita tidak mengerti bahwa bayi lahir masih sangat bergantung total kepada orang tuanya. Dia tidak mampu melakukan apapun untuk dirinya sendiri. Jadi dia bukan manja.
Perkembangan Kognitif (0 – 6 bulan)
• Menggunakan ke 5 panca inderanya untuk mengenali lingkungan sekitarnya.
• Mengenal suara orang terdekatnya, menyukai mainan-mainan berwarna cerah.
• Meraba wajah kita bila kita mendekatkan diri ke bayi.
• Mulai menggerak-gerakkan kaki dan tangan untuk meraih mainan
• Menangis untuk berkomunikasi dan megungkapkan emosinya.
Perkembang Fisik (6 – 12 bulan)
• Belajar berguling, merangkak, duduk, memanjat, berdiri, berjalan dengan berpegangan pada benda, mendorog dan menarik sesuatu.
• Menari bila mendengarkan music.
• Menggerakkan jari-jarinya
• Suka menumpuk-numpuk mainan
• Suka bertepuk tangan
• Suka membolak-balik buku
• Mulai banyak bersuara
Perkembangan Sosial Emosional (6-24 bulan)
• Dapat menunjukkan ekspresi wajah sedih,gembira dengan tersenyum,tertawa dan ketidaksukaan terhadap sesuatu atau seseorang
• Mulai dapat merespon dengan mencoba segala sesuatunya sendiri dan meniru tindakan kita
• Kesulitan untuk berjauhan dengan orang-orang terdekatnya karena sudah mampu merasakan kedekatan emosional yang kuat
• Suka melihat diri sendiri di depan kaca
• Lebih suka dipeluk daripada dielus-elus
• Egosentris dan masih belum mampu berbagi dengan orang lain
• Mampu mengerti perintah-perintah sederhana misalnya “Ämbil Bola Itu!”
• Tidak menyukai kebiasaan yang diubah.
Anak Usia Dini (2 – 5 tahun ) Perkembangan Kognitif
• Dapat menirukan lagu dan music
• Mampu bertanya jawab singkat dengan orang lain
• Mempunyai tingkat konsentrasi yang lebih lama
• Mampu membedakan benda berdasarkan warna bentuk dan ukuran
• Mulai mampu membentuk kalimat dalam pembicaraan
• Mampu mengulang sebuah cerita atau kejadian
• Mulai menyukai membaca dan mendengarkan cerita-cerita kepahlawanan
Perkembangan Fisik
• Mampu melakukan gerakan-gerakan rumit seperti melompat dan berlari lebih kencang
• Menangkap dan melempar bola
• Minum dari cangkir
• Memegang alat tulis maupun sendok dan garpu dengan benar
• Melepas pakaian sendiri tapi masih sesekali membutuhkan bantuan untuk memakai pakaian
• Mengambar dengan pensil berwarna atau krayon
• Menggunting kertas dengan gunting berujung bulat
• Menempel kertas atau stiker
• Mamp mencuci tangan sendiri
• Lepas diapers
• Dan belajar potty training tapi sesekali masih tetap membutuhkan orang dewasa.
Perkembangan Sosial Emosional
• Mampu bermain lebih mandiri atau bermain bersama teman-teman (lebih fleksible)
• Mampu berkomunikasi dengan orang dewasa
• Lebih mudah beradaptasi dengan orang yang baru dan situasi yang baru
• Mampu berbagi dengan teman-teman, misalnya bergantian dalam bermain
• Lebih memahami dan mudah mengikuti peraturan-peraturan sederhana
Anak Usia Sekolah (6-12 tahun)
• Membutuhkan penjelasan yang lebih logis dan jelas karena anak seusia ini masih mempunyai banyak keterbatasan nalar. Sehingga rag tua tidak mudah jengkel bila anak seusia ini begitu kritis dan tidak berhenti bertanya dengan kata “Mengapa?”
• Lebih mudah memahami permasalahan dengan visual objek
• Daya ingat yang sangat tajam
• Mulai belajar menggunakan logikanya
• Lebih menyukai berkompetisi dengan teman-temannya
Perkembangan Fisik
• Perlu secara berkala memeriksakan kesehatan terutama mata, gigi, dan pendengaran karena pada tahap ini anak mengalami perkembangan pesat pada panca inderanya.
• Mudah menjadi gemuk dan tinggi, karena inilah puncak masa pertumbuhan
• Perlunya orang tua menanamkan pola makanan sehat
• Perlunya dijarkan cara merawat diri, misalnya mencuci wajah
• Perlunya diberikan pengetahuan singkat tentang perubahan fisik pada masa akil balik baik anak laki-laki maupun anak perempuan
• Pembentukan otot dan tulang menjadi lebih sempurna
Perkembangan Sosial Emosional
• Mampu memahami diri sendiri dengan lebih baik, serta mlai menyadari peranannya dalam keluarga, sekolah dan masyarakat
• Lebih menyukai bersosialisasi dengan teman-temannya daripada bersama anggota keluarganya
• Keadaan emosional yang lebih menonjol misalnya cepat nak darah dan bertengkar, tidak mudah menerima kegagalan dan selalu ingin diterima dengan baik di lingkungannya
• Lebih menyukai dengan orang-orang yang mendukungnya
• Lebih menyukai peranan oang tua sebagai sahabat daripada orang yang berusia lebih tua.
Masa Remaja
Ini adlah masa-masa paling sulit bagi orang tua bila pada fase-fase sebelumnya orang tua tidak dapat melewatinya dengan mulus
Perkembangan Kognitif
• Berpikir lebih logis dan fleksible dalam mencari solusi sebuah masalah
• Selalu penasaran ingin mengetahui sebanyak mungkin informasi termasuk yang baik dan yang buruk
• Dapat menentukan keputusan di antara berbagai pilihan untuk dirinya sendiri
• Mudah tersinggung dan salah paham terhadap penjelasan orang lain
• Belajar melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Itulah sebabnya orang tuanya yang tidak memahami fase ini selalu memberi cap anak remaja sebagai pemberontak. Padahal itu hanyalah bagian dari masanya untuk belajar bernalar lebih luas. Membungkam anak pada masa ini membuatnya tumbuh tidak kreatif, cenderung semau sendiri karena hanya melihat dari satu perspektif saja
• Lebih mempercayai tokoh yang dianggap bijaksana, sabar dan telaten
Perkembangan Fisik
• Perubahan fisik akan lebih jelas antara remaja putra dan putri. Perlunya orang tua memberi pengertian lebih detail tentang organ-organ produksi dn cara menjaganya
• Mulai ada rasa tertarik dengan lawan jenis
• Hasrat seksual mulai berkembang. Orang tua perlu memberi contoh menahan diri akan hasrat sexual untuk tidak bermesraan di depan anak dan emosional yang tidak stabil.
• Energi begitu besar, membutuhkan makanan lebih banyak. Perlunya orang tua memberi teladan sejak awal agar remaja tidak sembarangan makan untuk memenuhi rasa laparnya. Juga, perlunya remaja mempunyai banyak aktifitas yangpositif untuk menyalurkan energi dan hasratnya.
Perkembangan Sosial Emosional
• Mulai belajar membina hubungan sosial dengan lebih baik terhadap teman-teman dan dengan lawan jenis
• Pencarian jati diri, apa kelebihan dan kekuranganku?
Komentar
Posting Komentar