Bagaimana Berinteraksi dengan penyandang Autisme

Mengetahui bahasa yang kita gunakan pada penyandang Autisme 

mengetahui seberapa banyak bahasa yang anak autis pahami tidaklah mudah. seringkali kita orang-orang yang hidup dan berinteraksi dengan anak-anak autis berekspektasi terlalu tinggi tentang seberapa banyak bahasa yang dipahami anak sehingga mereka melakukan hal-hal yang terlalu rumit. 
jika kita ingin membantu anak, kita perlu menyesuaikan penggunaan bahasa kita dengan kemampuan anak. 

1. Pastikan anak memperhatikan saat kita berbicara padanya. Seringkali ketika kita mulai berbicara pada penyandang autis, dia tidak memperhatikan, dan banyak dari kita menyangka bahwa hal tersebut berkaitan dengan gangguan pendengaran. 
mendengarkan seseoang biasanya berkaitan dengan mengubah perhatian dari satu hal ke hal yang lain, yang sulit dilakukan oleh anak autis. 

2. Perlu juga membiasakan diri menggunakan namanya di awal kalimat,bukan di akhir kalimat. Misalnya "Riska, ambil jaket lalu pakai", bukan "ämbil jaket dan pakai, Riska". 
anak mungkin tidak menyadari kehadiran kita sampai kita memanggilnya sehingga jika nama dipanggil di akhir kalimat, besar kemungkinan anak akan kehilangan seluruh pesan yang kita tunjukkan. 
jika kita ingin meminta perhatiannya untuk anak mematikan televisi atau meminta meletakkan mainannya sebentar, maka lebih baik jika kita menyentuh atau memegang tangannya saat  mulai berbicara padanya atau memegang pipinya dengan lembut. ini adalah tanda bahwa kita akan berbicara padanya dan anak akan siap mendengarkan sebelum kalimat disampaikan. 

3. Gunakan kalimat-kalimat pendek dan tekankan kata kuncinya. 
Saat kita berbicara dalam keseharian kita, banyak hal yang kita ucapkan yang sebenarnya bukan poin penting untuk memahami apa yang ingin disampaikan. misalnya, "Ayo Riska, matikan tv itu. saatnya kamu makan kue yang ada di meja" disederhanakan menjadi "Riska, Matikan TV" jika anak sudah melakukan..beri pujian lalu katakan "saatnya makan kue" tingkatkan kalimat seiring dengan pamahaman anak pada panjang pendeknya kalimat. namun tetap ingat kata kunci. 

4. Gunakan kartu atau gambar sebagai petunjuk Visual untuk apa yang kita katakan. mempermudah pemahaman anak jika anak kesulitan memahami kalimat kita. 
Sebab penyandang Autis lebih mudah memahami informasi dengan bahasa visual, namun jika anak sudah mampu kita bisa berikan abstrak. 

5. gunakan gesture (isyarat tubuh) secara konsisten seperti menggunakan isyarat tangan dan jari saat memanggil, aau menggeleng saat kita tidak menyetujuinya. 

6. Hindari Open-ended Question
adalah pertanyaan yang memungkinkan berbagai jawaban yang berbeda. Misalnya "Kamu mau main apa?"anak akan kebingungan menjawabnya karena anak juga belum bisa menyampaikan apa yang ingin dia mainkan. lebih baik persempit dengan closed question "kamu mau main sepeda?" maka anak akan tahu oh ternyata yang diinginkan adalah main sepeda.  

#BagaimanaBerinteraksiDenganPenyandangAutis

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penanganan pada Autisme

Kemampuan Bertanya